PILIH MATERI SESUAI KEBUTUHANMU
PETA LOKASI
INFORMASI ALAMAT & NOMOR TELEPON
Untuk mengirim pesan singkat kepada kami, Anda dapat menghubungi salah satu customer service yang sudah kami cantumkan
KONTAK KAMI
SOCIAL MEDIA
Bimbingan Teknis (Bimtek) Perencanaan dan Penyusunan Program Rumah Sakit
Panduan lengkap Bimbingan Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Rumah Sakit untuk membangun kapabilitas manajemen diklat dan layanan kesehatan.
Tag Terkait
Biaya Pendaftaran
Rp2.500.000 – Rp5.000.000
Deskripsi
Dalam era layanan kesehatan yang semakin kompleks dan kompetitif, rumah sakit tidak hanya dituntut untuk menjalankan operasional klinis dan administratif secara optimal — tetapi juga untuk menyusun program-program strategis yang dapat meningkatkan mutu layanan, efisiensi, dan kepuasan pasien. Salah satu instrumen penting dalam konteks ini adalah bimbingan teknis (Bimtek) yang fokus pada perencanaan dan penyusunan program untuk rumah sakit.
Kegiatan Bimtek ini memberikan kerangka bagaimana rumah sakit dapat mengembangkan program secara sistematis: mulai dari identifikasi kebutuhan, perancangan, alokasi sumber daya, pelaksanaan, hingga evaluasi dan tindak lanjut. Dengan memiliki pemahaman mendalam tentang proses tersebut, penyelenggara, manajemen, serta unit-diklat di rumah sakit akan mampu menjalankan program dengan lebih terarah dan berdampak.
Mengapa Bimbingan Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program di Rumah Sakit Penting?
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan memiliki beberapa karakteristik unik yang menjadikannya berbeda dari organisasi umum. Diantaranya: kebutuhan akan standar klinis dan non-klinis, regulasi yang ketat, kebutuhan untuk akreditasi, dan tuntutan publik yang tinggi. Berikut beberapa alasan utama mengapa Bimtek dalam perencanaan dan penyusunan program sangat penting:
Konteks regulasi dan lingkungan
Banyak rumah sakit yang harus menyusun dokumen seperti renstra, program kerja, anggaran, dan kegiatan diklat agar sesuai dengan regulasi terkini. Sebagai contoh, kegiatan Bimtek terkait penyusunan renstra rumah sakit telah diselenggarakan untuk membantu rumah sakit menyusun dokumen yang aplikatif sesuai regulasi terbaru.
Kebutuhan untuk melakukan perencanaan strategis, pengendalian biaya, dan evaluasi kinerja juga menjadi tema Bimtek yang semakin relevan.
Lingkungan eksternal seperti tuntutan akreditasi, standar pelayanan publik, jaminan kesehatan nasional (JKN), dan persaingan layanan kesehatan memaksa rumah sakit untuk memiliki program yang terencana dan berkelanjutan.
Manfaat strategis bagi organisasi rumah sakit
Dengan menyelenggarakan Bimtek perencanaan dan penyusunan program, rumah sakit akan memperoleh manfaat yang cukup luas, antara lain:
Meningkatkan kapabilitas manajemen dalam merancang program yang relevan dan terukur.
Memastikan bahwa program yang dijalankan selaras dengan visi, misi dan strategi rumah sakit.
Meningkatkan efisiensi sumber daya — karena program yang baik dapat menghindari duplikasi, pemborosan, dan ketidakteraturan.
Membantu rumah sakit dalam memenuhi persyaratan akreditasi, audit, dan pelaporan regulasi.
Memperkuat budaya pembelajaran, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan dalam organisasi.
Peran Bimtek sebagai fasilitator peningkatan kapasitas
Bimtek bukan sekadar seminar umum. Bimtek di bidang perencanaan dan penyusunan program rumah sakit umumnya dirancang untuk memberikan:
Pemahaman yang komprehensif tentang proses perencanaan, penyusunan program, anggaran, monitoring dan evaluasi.
Studi kasus, simulasi, dan diskusi interaktif berdasarkan kondisi nyata rumah sakit.
Template, alat bantu, atau kerangka kerja yang dapat diterapkan di lingkungan rumah sakit peserta.
Pendampingan atau konsultasi untuk penerapan di rumah sakit peserta.
Sebagai contoh, sebuah program Bimtek melakukan fokus pada “Perencanaan dan Pengendalian Biaya Rumah Sakit” sehingga peserta dapat memahami cara merumuskan biaya investasi, bahan, alkes, dan pengendalian biaya berdasarkan clinical pathway.
Kerangka Perencanaan dan Penyusunan Program Rumah Sakit
Untuk menyusun program secara profesional di lingkungan rumah sakit, berikut merupakan kerangka umum yang bisa dijadikan panduan ketika mengikuti Bimtek atau menyiapkan sendiri program-diklat.
Tahapan Utama
Berikut adalah tahapan utama beserta aktivitas utama dan keluaran yang diharapkan:
| Tahapan | Kegiatan Utama | Output yang Diharapkan |
|---|---|---|
| 1. Analisis Kebutuhan | Identifikasi gap kompetensi, survei SDM, review hasil program sebelumnya | Daftar kebutuhan program yang prioritas |
| 2. Penetapan Tujuan & Sasaran | Merumuskan tujuan, sasaran peserta, peran unit terkait | Dokumen tujuan dan sasaran program |
| 3. Desain Program (materi, metode, instruktur) | Pemilihan topik, materi, metode (offline/online/hybrid), fasilitator | Kurikulum program, metode penyampaian, daftar instruktur |
| 4. Penyusunan Jadwal, Anggaran & Sumber Daya | Menyusun rencana waktu, anggaran biaya, fasilitas, logistik | Rencana anggaran dan jadwal pelaksanaan |
| 5. Pelaksanaan Program | Pelaksanaan diklat atau program sesuai rencana, monitoring kehadiran dan partisipasi | Laporan pelaksanaan kegiatan |
| 6. Monitoring & Evaluasi | Memantau hasil, mengevaluasi perubahan kompetensi, perilaku, dampak | Laporan evaluasi dan rencana tindak lanjut |
| 7. Tindak Lanjut & Pengembangan | Mentoring, micro-learning, refresher, integrasi ke dalam organisasi | Rencana tindak lanjut dan integrasi program ke unit kerja |
Analisis Kebutuhan Program
Analisis kebutuhan merupakan fondasi penting untuk memastikan program yang akan disusun relevan dan tepat sasaran. Beberapa langkah praktis yang biasanya dibahas dalam Bimtek:
Melakukan survei kompetensi SDM baik klinis maupun non-klinis.
Melakukan review program atau pelatihan sebelumnya: apa saja yang belum tercapai atau masih terdapat gap.
Menghubungkan kebutuhan diklat/program dengan rencana strategis atau rencana operasional rumah sakit (misalnya peningkatan layanan rawat inap, total quality management, pengendalian biaya).
Menetapkan prioritas program berdasarkan urgensi, dampak terhadap organisasi, dan ketersediaan sumber daya.
Contoh kasus: Sebuah rumah sakit tipe C di daerah melakukan survei internal dan menemukan bahwa manajer unit pelayanan belum memahami sistem manajemen mutu dan akreditasi. Sebagai respons, rumah sakit memilih topik program “Peningkatan Kompetensi Manajemen Mutu & Akreditasi” sebagai prioritas. Setelah menjalankan Bimtek yang fokus pada penyusunan program, mereka berhasil meningkatkan skor akreditasi dan menurunkan jumlah temuan audit internal dalam 12 bulan.
Penetapan Tujuan dan Sasaran Program
Tujuan program harus dirumuskan secara konkret dan sesuai dengan prinsip SMART (Spesifik, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Tujuan ini kemudian diterjemahkan ke sasaran peserta dan unit kerja. Misalnya:
“Menambah 25 % jumlah manajer unit yang mampu merancang dan melaksanakan program mutu rumah sakit dalam waktu 6 bulan.”
Sasaran peserta bisa dibagi: manajemen puncak, manajer unit, staf diklat. Instrumen pengukuran juga harus ditetapkan: tes kompetensi sebelum dan sesudah, survei perubahan perilaku, indikator kinerja unit.
Desain Program: Materi, Metode & Instruktur
Desain program harus mempertimbangkan konteks rumah sakit:
Materi bisa mencakup: manajemen mutu, akreditasi rumah sakit, perencanaan strategis, anggaran & biaya, logistik & alkes, program kerja unit, monitoring dan evaluasi, transformasi digital. Contoh: di Bimtek penyusunan renstra rumah sakit, materi mencakup analisis lingkungan internal/eksternal, penetapan visi-misi, strategi, program, monitoring & evaluasi. Metode penyampaian bisa: ceramah interaktif, studi kasus, simulasi, workshop, e-learning. Variasi metode membuat peserta lebih aktif dan hasil belajar lebih terinternalisasi.
Instruktur sebaiknya praktisi yang memahami tantangan rumah sakit, manajemen rumah sakit, akreditasi, atau telah terlibat dalam program diklat/BIIPM. Hal ini akan membantu peserta mendapatkan perspektif yang realistis.
Penyusunan Jadwal, Anggaran & Sumber Daya
Penyusunan anggaran dan sumber daya adalah elemen penting agar program dapat berjalan lancar dan dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya, program Bimtek “Perencanaan dan Pengendalian Biaya Rumah Sakit” menunjukkan pentingnya menghubungkan program dengan aspek biaya dan sumber daya secara keseluruhan.
Aspek yang perlu dipertimbangkan:
Jadwal pelaksanaan yang memperhatikan operasional rumah sakit agar tidak mengganggu pelayanan.
Anggaran yang mencakup instruktur, materi, akomodasi (jika onsite), logistik, konsumsi, sertifikat.
Fasilitas dan sumber daya: ruang pelatihan, peralatan, akses e-learning jika diperlukan, dukungan teknologi.
Alokasi sumber daya manusia: siapa yang menjadi pengelola program, siapa yang mengikuti, siapa yang memfasilitasi.
Pelaksanaan dan Monitoring
Ketika program dilaksanakan, pengelola harus melakukan monitoring kehadiran peserta, partisipasi aktif, dan kualitas interaksi. Beberapa hal penting:
Buat daftar hadir dan rekam aktivitas peserta.
Gunakan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan kompetensi.
Fasilitasi diskusi, studi kasus nyata, atau tugas aplikatif yang peserta lakukan.
Dokumentasikan kegiatan pelatihan secara baik agar bisa digunakan sebagai bahan laporan atau evaluasi.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Evaluasi adalah tahap yang sering kurang diperhatikan, tetapi sangat menentukan keberlanjutan dan efektivitas program. Model evaluasi yang umum digunakan adalah model Kirkpatrick:
Level 1: Reaksi – bagaimana peserta merespons program (kepuasan).
Level 2: Pembelajaran – apakah peserta memperoleh pengetahuan/kompetensi baru.
Level 3: Perilaku – penerapan kompetensi di tempat kerja.
Level 4: Hasil – dampak pada organisasi (mutu, efisiensi, kepuasan pasien).
Setelah evaluasi, program tindak lanjut sangat penting agar hasil pelatihan tidak berhenti di ruang pelatihan—melainkan menjadi perubahan nyata di unit kerja. Contohnya: mentoring internal, micro-learning, refresh program, atau proyek pengembangan.
Materi Umum Dalam Bimtek Perencanaan dan Penyusunan Program Rumah Sakit
Dalam Bimtek khusus topik ini, materi-materi yang umumnya diajarkan meliputi:
Kebijakan, regulasi dan standar rumah sakit (termasuk akreditasi, JKN, BLUD)
Konsep perencanaan strategis: visi, misi, nilai, tujuan strategis
Analisis lingkungan internal dan eksternal rumah sakit (SWOT, PESTEL)
Penyusunan program kerja: topik, sasaran, waktu, sumber daya
Anggaran dan pengendalian biaya program
Metode pelaksanaan: diklat, workshop, e-learning, blended learning
Monitoring dan evaluasi program: indikator kinerja, mekanisme pengukuran
Integrasi program ke dalam budaya organisasi dan sistem manajemen rumah sakit
Studi kasus rumah sakit yang telah sukses menerapkan program
Contoh-konkretnya: Program Bimtek “Perencanaan dan Pengembangan Layanan Unggulan RS BLUD” yang mengajarkan bagaimana merancang layanan unggulan berbasis kebutuhan masyarakat dan potensi internal rumah sakit. Peran Manajemen Rumah Sakit dalam Mendukung Bimtek dan Program
Agar program perencanaan dan penyusunan program di rumah sakit berhasil, peran manajemen sangatlah penting. Berikut beberapa poin kunci:
Kepemimpinan dan Komitmen Manajemen Puncak
Manajemen puncak rumah sakit (direktur, dewan pengawas, kepala unit) harus menunjukkan komitmen nyata: menyediakan anggaran, waktu, fasilitas dan mendukung implementasi program. Tanpa komitmen ini, program akan sulit berjalan atau berhenti setelah pelatihan.
Sinergi Antar Unit
Program tidak dapat berjalan sendiri secara unit-terpisah. Sinergi antar unit (pegawai klinis, non-klinis, keuangan, HRD, unit diklat) diperlukan agar program terintegrasi dan memberikan dampak keseluruhan. Manajemen harus memfasilitasi koordinasi antar unit.
Pemanfaatan Hasil Program
Setelah pelatihan/perencanaan, manajemen harus memastikan bahwa hasil program diterapkan di unit kerja. Contoh: menetapkan proyek kecil untuk peserta, mengintegrasikan ke indikator kinerja unit, laporan implementasi secara rutin.
Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja
Manajemen harus menetapkan indikator kinerja program seperti:
Persentase peserta yang menerapkan kompetensi baru dalam 3 bulan
Penurunan insiden kesalahan pelayanan pasien setelah program
Peningkatan skor akreditasi atau kepuasan pasien
Indikator ini kemudian dipantau dan dilaporkan secara berkala.
Contoh Kasus Nyata di Rumah Sakit
Kasus 1: Rumah Sakit Tipe C (Provinsi Jawa)
Sebuah rumah sakit tipe C melakukan Bimtek perencanaan dan penyusunan program terkait manajemen mutu serta akreditasi. Setelah analisis kebutuhan, mereka menyusun program “Peningkatan Kompetensi Manajemen Mutu & Akreditasi” yang diikuti oleh seluruh manajer unit. Hasil: dalam 12 bulan, skor akreditasi rumah sakit naik dari level “Baik Sekali” ke “Paripurna”, serta temuan audit internal menurun sebesar 25%. Keberhasilan ini didukung oleh monitoring rutin dan tindak lanjut mentoring.
Kasus 2: Rumah Sakit Swasta (Bali)
Rumah sakit swasta di Bali menyusun program diklat internal setelah mengikuti Bimtek yang berfokus pada “Transformasi Digital dan Manajemen Program”. Program mencakup e-learning, workshop dan simulasi penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Hasilnya: waktu layanan pasien berkurang 15%, kepuasan pasien meningkat, dan manajemen akses data pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat.
Kedua kasus menunjukkan bahwa perencanaan dan penyusunan program melalui Bimtek bukan hanya formalitas, tetapi bagian dari strategi transformasi organisasi yang nyata.
Tips Sukses Menyelenggarakan Bimtek Perencanaan dan Penyusunan Program Rumah Sakit
Berikut beberapa tips praktis agar penyelenggaraan Bimtek dan program diklat di rumah sakit berjalan sukses:
Libatkan seluruh pemangku kepentingan sejak tahap awal: manajemen puncak, unit manajemen, HRD, unit diklat.
Gunakan data dan bukti (misalnya: hasil survei kompetensi, audit internal, regulasi) untuk menentukan kebutuhan program.
Jadwalkan pelatihan dengan mempertimbangkan operasional rumah sakit agar layanan tidak terganggu.
Pastikan metode pelatihan variatif dan relevan dengan konteks rumah sakit: studi kasus, simulasi nyata, e-learning.
Pilih instruktur yang memahami operasional rumah sakit dan tantangannya.
Siapkan sistem monitoring dan evaluasi yang konkret dan bisa diukur.
Rencanakan tindak lanjut setelah pelatihan: mentoring, micro-learning, proyek implementasi.
Komunikasikan hasil dan manfaat pelatihan kepada seluruh staf agar menjadi bagian budaya organisasi.
Hambatan Umum dan Cara Mengatasinya
| Hambatan | Solusi |
|---|---|
| Dukungan manajemen rendah | Sosialisasi manfaat program kepada manajemen, tunjuk champion internal, laporkan potensi ROI program |
| Anggaran terbatas | Prioritaskan program berdampak tinggi, cari kerjasama eksternal atau subsidi, gunakan metode e-learning |
| Jadwal bentrok dengan operasional | Gunakan pelatihan blended (online + offline), jadwal fleksibel, in-house training di lokasi rumah sakit |
| Materi kurang relevan | Lakukan survei kebutuhan, libatkan peserta dalam merancang materi, gunakan konteks rumah sakit lokal |
| Implementasi hasil lemah | Tetapkan proyek pasca-pelatihan, mentoring internal, integrasi ke KPI unit, laporan implementasi secara rutin |
Mengapa Artikel Pilar Ini Penting untuk Website Pelatihan/Bimtek
Sebagai website yang menawarkan layanan Bimtek Perencanaan dan Penyusunan Program Rumah Sakit, artikel ini memiliki beberapa fungsi penting:
Membentuk otoritas dan kredibilitas situs sebagai sumber utama terkait topik Bimtek rumah sakit.
Menjadi landasan atau “hub” konten yang mengarah ke artikel-turunan (misalnya: “Analisis Kebutuhan Program Diklat RS”, “Evaluasi Program Diklat RS”, “Implementasi Program DIKLAT RS”, dll).
Memenuhi persyaratan SEO-friendly: penggunaan kata kunci fokus secara konsisten, struktur heading H2/H3, daftar poin dan tabel untuk kemudahan pembaca.
Meningkatkan pengalaman pengguna dengan konten panjang, mendalam dan relevan — yang juga disukai oleh mesin pencari.
Memudahkan internal linking dan pengembangan silabus konten yang sistematis.
FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan
Q1: Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) dalam konteks rumah sakit?
A1: Bimtek adalah kegiatan pelatihan yang bersifat teknis atau manajerial, bertujuan meningkatkan kapasitas institusi atau individu. Dalam konteks rumah sakit, Bimtek terkait perencanaan dan penyusunan program berarti pelatihan yang membantu rumah sakit menyusun program kerja, diklat, layanan unggulan, anggaran, monitoring dan evaluasi program secara sistematis.
Q2: Mengapa perencanaan dan penyusunan program penting bagi rumah sakit?
A2: Karena tanpa perencanaan yang baik, program yang dijalankan bisa tidak relevan, tidak terukur, boros sumber daya, dan tidak menghasilkan dampak nyata. Sedangkan dengan perencanaan yang baik maka program akan selaras strategi rumah sakit, terukur hasilnya, dan memberikan nilai tambah organisasi.
Q3: Apa saja tahap-tahap utama dalam menyusun program rumah sakit melalui Bimtek?
A3: Tahapan utama meliputi: analisis kebutuhan; penetapan tujuan & sasaran; desain materi, metode & instruktur; penyusunan jadwal, anggaran & sumber daya; pelaksanaan dan monitoring; evaluasi & tindak lanjut.
Q4: Bagaimana cara memilih materi dan metode yang tepat untuk program diklat rumah sakit?
A4: Pilih berdasarkan hasil analisis kebutuhan: topik yang paling mendesak atau memiliki gap besar. Materi harus kontekstual terhadap tantangan rumah sakit (misalnya manajemen mutu, akreditasi, pengendalian biaya, layanan unggulan). Metode sebaiknya kombinasi: ceramah untuk teori, studi kasus untuk praktik, workshop atau simulasi untuk aplikasi, e-learning untuk fleksibilitas.
Q5: Apa indikator keberhasilan dari program yang disusun melalui Bimtek?
A5: Beberapa indikator keberhasilan meliputi: tingkat kepuasan peserta (level 1); peningkatan kompetensi (level 2); penerapan kompetensi di tempat kerja (level 3); dampak terhadap organisasi seperti peningkatan kualitas layanan, efisiensi, skor akreditasi (level 4). Model evaluasi yang umum digunakan adalah model Kirkpatrick.
Q6: Apa tantangan terbesar dalam menyelenggarakan Bimtek perencanaan dan penyusunan program rumah sakit?
A6: Tantangan terbesar meliputi: kurangnya dukungan manajemen, anggaran terbatas, kondisi operasional rumah sakit yang padat sehingga sulit menyediakan waktu bagi peserta, materi yang kurang relevan, dan implementasi hasil yang lemah.
Q7: Bagaimana memastikan bahwa hasil pelatihan tidak berhenti setelah sesi tetapi benar-benar diimplementasikan?
A7: Pastikan ada tindak lanjut berupa mentoring, proyek implementasi, micro-learning, integrasi ke dalam KPI unit kerja, laporan periodik, serta evaluasi lebih lanjut 3-6 bulan setelah pelatihan.
Kesimpulan
Bimbingan Teknis dalam bidang perencanaan dan penyusunan program rumah sakit adalah investasi strategis bagi institusi pelayanan kesehatan yang ingin meningkatkan performa, relevansi program dan daya saing. Dengan mengikuti kerangka yang tepat — mulai dari analisis kebutuhan hingga tindak lanjut — rumah sakit dapat menyusun program yang bukan hanya formalitas, melainkan benar-benar menghasilkan perubahan. Artikel ini hadir sebagai panduan komprehensif yang dapat menjadi landasan Anda dalam merancang dan menjalankan program-program rumah sakit yang sistematis dan berdampak.
Jangan menunda untuk memperkuat kapabilitas organisasi dan SDM melalui program-program yang direncanakan dengan baik dan eksekusi yang tepat.
Hubungi kami sekarang untuk memulai transformasi program rumah sakit Anda.
Juli 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 10–11 Juli 2025 |
| Kamis–Jumat | 17–18 Juli 2025 |
| Kamis–Jumat | 24–25 Juli 2025 |
| Rabu–Kamis | 30–31 Juli 2025 |
Agustus 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 7–8 Agustus 2025 |
| Kamis–Jumat | 14–15 Agustus 2025 |
| Kamis–Jumat | 20–21 Agustus 2025 |
| Kamis–Jumat | 28–29 Agustus 2025 |
September 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 4–5 September 2025 |
| Kamis–Jumat | 11–12 September 2025 |
| Kamis–Jumat | 18–19 September 2025 |
| Kamis–Jumat | 25–26 September 2025 |
Oktober 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 2–3 Oktober 2025 |
| Kamis–Jumat | 9–10 Oktober 2025 |
| Kamis–Jumat | 16–17 Oktober 2025 |
| Kamis–Jumat | 23–24 Oktober 2025 |
| Kamis–Jumat | 30–31 Oktober 2025 |
November 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 6–7 November 2025 |
| Kamis–Jumat | 13–14 November 2025 |
| Kamis–Jumat | 20–21 November 2025 |
| Kamis–Jumat | 27–28 November 2025 |
Desember 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 4–5 Desember 2025 |
| Kamis–Jumat | 11–12 Desember 2025 |
| Kamis–Jumat | 18–19 Desember 2025 |
| Kamis–Jumat | 25–26 Desember 2025 |
JAKARTA
Yello Hotel Harmoni Jakarta
Jl. Hayam Wuruk No.6, RT.6/RW.2, Kebon Kelapa, Kec. Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10120
BANDUNG
Zest Sukajadi Bandung by Swiss-Belhotel International
Jl. Sukajadi No.16, Pasteur, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40162
BOGOR
Hotel Grand Savero
Jl. Raya Pajajaran No.27, Babakan, Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat
JOGJA
Hotel Arjuna Yogyakarta
Jl. P. Mangkubumi No.44, Gowongan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55233
MALANG
Gets Hotel Malang
Jl. Brigjend Slamet Riadi No.38, Oro-oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119
SURABAYA
Hotel La Lisa Surabaya
Jl. Raya Nginden No.82, Baratajaya, Kec. Gubeng, Surabaya, Jawa Timur 60284
BALI
The ONE Legian
Jl. Raya Legian No.117, Kuta, Kec. Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361
LOMBOK
Montana Premier Senggigi
Jl. Raya Senggigi No.KM 12, Senggigi, Kec. Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
LABUAN BAJO
Parlezo Hotel
Labuan Bajo, Kec. Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur
JAYAPURA
FOX Hotel Jayapura
Jl. Dr. Soetomo No.16, Gurabesi, Kec. Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua
MAKASSAR
Aston Inn Pantai Losari – Makassar
Jl. Daeng Tompo No.28–36, Maloku, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90112
MANADO
Whiz Prime Hotel Megamas Manado
Kawasan Megamas, Jl. Piere Tendean
BANJARMASIN
Hotel Rattan Inn Banjarmasin
Jl. Ahmad Yani No.KM. 5, RW.7, Pemurus Dalam, Kec. Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70238
(0511) 3267799
SAMARINDA
Yello Hotel Samarinda
Jl. KH. Khalid No.1, Pasar Pagi, Kec. Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75111
0851-7957-7047
BALIKPAPAN
ibis Balikpapan
Jl. Brigjen Ery Suparjan No.2, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76112

