PILIH MATERI SESUAI KEBUTUHANMU
PETA LOKASI
INFORMASI ALAMAT & NOMOR TELEPON
Untuk mengirim pesan singkat kepada kami, Anda dapat menghubungi salah satu customer service yang sudah kami cantumkan
KONTAK KAMI
SOCIAL MEDIA
Pelatihan Nasional: Sinergi Lintas Sektor untuk Percepatan Penurunan Stunting di Daerah
Pelatihan nasional untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam percepatan penurunan stunting di daerah melalui kolaborasi dan strategi gizi nasional yang terpadu.
Tag Terkait
Biaya Pendaftaran
Rp2.500.000 – Rp5.000.000
Deskripsi
Stunting masih menjadi salah satu isu kesehatan dan pembangunan manusia paling mendesak di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting nasional tahun 2023 masih berada di angka 21,6%, jauh dari target 14% pada 2024 sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Untuk mengatasi tantangan tersebut, dibutuhkan sinergi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, lembaga pendidikan, serta masyarakat. Inilah yang menjadi dasar dilaksanakannya Pelatihan Nasional: Sinergi Lintas Sektor untuk Percepatan Penurunan Stunting di Daerah — sebuah inisiatif yang dirancang untuk memperkuat kolaborasi antarpihak dalam mempercepat pencapaian target nasional penurunan stunting.
Melalui pelatihan ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan memahami konsep konvergensi, strategi komunikasi perubahan perilaku, serta penerapan sistem data terpadu sebagaimana diusung dalam agenda nasional Bimtek Prioritas Nasional: Revolusi Gizi Cerdas dan Nutrisi Optimal untuk Mengakhiri Stunting di Indonesia.
Latar Belakang Pentingnya Sinergi Lintas Sektor
Stunting bukan hanya persoalan gizi buruk, tetapi juga hasil dari masalah sosial, ekonomi, pendidikan, dan lingkungan yang kompleks. Oleh karena itu, penanganan stunting tidak dapat dilakukan hanya oleh sektor kesehatan. Diperlukan pendekatan multi-sektor yang terintegrasi agar kebijakan, program, dan kegiatan di berbagai instansi dapat saling mendukung.
Beberapa faktor penyebab utama stunting meliputi:
Kekurangan asupan gizi sejak masa kehamilan.
Sanitasi lingkungan yang buruk.
Akses terbatas terhadap air bersih dan layanan kesehatan.
Pola asuh dan pengetahuan gizi yang rendah.
Ketimpangan ekonomi dan kemiskinan.
Pelatihan ini menekankan pada pendekatan konvergensi, di mana intervensi gizi spesifik (oleh sektor kesehatan) dan intervensi gizi sensitif (oleh sektor lain seperti pendidikan, pertanian, dan sosial) dilakukan secara terkoordinasi untuk memberikan dampak maksimal.
Tujuan dan Sasaran Pelatihan Nasional
Pelatihan nasional ini dirancang untuk memperkuat kemampuan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan kebijakan penurunan stunting berbasis data, kolaborasi, dan inovasi.
Tujuan Utama
Meningkatkan kapasitas dan pemahaman lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Mendorong implementasi strategi kolaboratif antarinstansi untuk mencapai target nasional.
Mengoptimalkan penggunaan data dan sistem informasi gizi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Sasaran Peserta
Pelatihan ini menyasar peserta dari berbagai sektor, antara lain:
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten/Kota.
Pejabat Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pertanian.
Kader Posyandu, tenaga kesehatan, serta petugas lapangan.
Dunia usaha dan akademisi yang berkontribusi pada program gizi dan kesehatan masyarakat.
Komponen dan Materi Pelatihan
Pelatihan ini disusun secara sistematis untuk menggabungkan teori kebijakan, praktik lapangan, dan strategi kolaboratif antarinstansi.
Struktur Materi Utama
| Komponen | Deskripsi Materi | Keluaran yang Diharapkan |
|---|---|---|
| Kebijakan Nasional Penurunan Stunting | Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting | Pemahaman arah kebijakan nasional |
| Konvergensi Program Lintas Sektor | Integrasi kegiatan antar dinas dan lembaga daerah | Sinkronisasi program daerah |
| Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif | Penerapan strategi 1.000 HPK, edukasi gizi, dan penguatan layanan | Program terukur dan efektif |
| Pemanfaatan Sistem Digital | Satu Data Gizi Nasional, e-PPGBM, dan dashboard kinerja | Pengambilan keputusan berbasis data |
| Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) | Strategi edukasi keluarga sadar gizi (KADARZI) | Peningkatan kesadaran masyarakat |
| Monitoring dan Evaluasi (Monev) | Penyusunan indikator dan laporan kinerja | Evaluasi capaian penurunan stunting |
Strategi Implementasi di Daerah
Pelaksanaan pelatihan nasional ini akan lebih efektif apabila diikuti dengan penerapan strategi implementasi yang sistematis di tingkat daerah.
1. Penguatan Koordinasi Pemerintah Daerah
Kepala daerah memiliki peran sentral sebagai “champion” dalam memastikan semua sektor bergerak dalam satu arah kebijakan. Pembentukan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) di tingkat kabupaten/kota menjadi langkah strategis untuk memastikan keterpaduan antarinstansi.
2. Integrasi Data dan Sistem Informasi
Setiap instansi wajib berkontribusi dalam sistem Satu Data Gizi Nasional (SDGN), sehingga data yang digunakan dalam perencanaan dan evaluasi bersifat valid, real-time, dan dapat diakses lintas sektor.
3. Kolaborasi dengan Sektor Non-Pemerintah
Sinergi dengan sektor swasta, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat sipil penting untuk memperluas jangkauan intervensi gizi. Program CSR (Corporate Social Responsibility) dapat diarahkan untuk mendukung sanitasi, air bersih, dan kampanye edukasi gizi.
4. Optimalisasi Pendanaan dan Pengadaan Barang
Pengadaan barang dan jasa untuk kegiatan penurunan stunting dapat dilakukan melalui mekanisme digital yang efisien, seperti e-catalog dan e-purchasing, sebagaimana diterapkan dalam Bimtek Prioritas Nasional: Revolusi Gizi Cerdas dan Nutrisi Optimal untuk Mengakhiri Stunting di Indonesia.
5. Monitoring dan Evaluasi Berbasis Kinerja
Setiap daerah perlu menyusun dashboard pemantauan dengan indikator terukur untuk menilai kemajuan program.
Contoh Indikator Monitoring
| Indikator | Target Nasional | Frekuensi Pelaporan |
|---|---|---|
| Prevalensi stunting balita | ≤ 14% | Tahunan |
| Cakupan ASI eksklusif | ≥ 80% | Semesteran |
| Akses sanitasi layak | ≥ 90% | Tahunan |
| Rumah tangga berisiko ditangani | 100% | Bulanan |
Sinergi Lintas Sektor: Pilar Utama Keberhasilan
Pelatihan nasional ini menekankan pentingnya kolaborasi pentahelix, yaitu kerja sama antara lima unsur:
| Pihak | Peran Strategis | Contoh Kontribusi |
|---|---|---|
| Pemerintah | Regulator dan koordinator | Menyusun kebijakan daerah |
| Dunia Usaha | Pendukung finansial dan CSR | Program makanan tambahan |
| Akademisi | Penyedia data dan riset | Analisis determinan stunting |
| Media | Edukasi publik dan kampanye | Sosialisasi pola makan sehat |
| Masyarakat | Pelaksana lapangan | Posyandu, PKK, dan relawan gizi |
Sinergi ini menjadi kekuatan utama dalam memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan haknya untuk tumbuh sehat dan cerdas.
Inovasi Digital dalam Upaya Penurunan Stunting
Era digital menghadirkan berbagai peluang untuk mempercepat upaya penurunan stunting di daerah. Pemerintah telah mengembangkan sejumlah aplikasi dan sistem informasi untuk mendukung kerja lintas sektor, antara lain:
SATUSEHAT: Integrasi data kesehatan nasional berbasis NIK.
e-PPGBM: Sistem pencatatan status gizi masyarakat oleh tenaga kesehatan.
Dashboard Satu Data Stunting: Alat bantu monitoring berbasis data real-time.
Sistem Informasi Keluarga (SIK): Integrasi data keluarga berisiko stunting.
Dengan sistem digital ini, pelaporan, analisis, dan intervensi dapat dilakukan lebih cepat, akurat, dan transparan.
Tantangan dan Solusi
Meskipun strategi nasional sudah berjalan, masih terdapat berbagai hambatan di tingkat daerah yang perlu diatasi.
Tantangan Utama
Koordinasi antarinstansi masih belum optimal.
Pemanfaatan data digital belum maksimal.
Keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran.
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gizi anak.
Solusi Strategis
Penguatan komitmen kepala daerah dalam implementasi kebijakan.
Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan berkelanjutan.
Optimalisasi dana desa untuk intervensi gizi sensitif.
Kolaborasi aktif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Contoh Daerah Sukses
Beberapa daerah telah berhasil menurunkan angka stunting melalui pendekatan lintas sektor.
Kabupaten Sumedang
Kabupaten ini dikenal sebagai pionir digitalisasi data stunting melalui Command Center berbasis Satu Data. Hasilnya, prevalensi stunting turun signifikan dari 32% (2018) menjadi 8% (2023).
Kota Makassar
Kota Makassar menjalankan program Smart Stunting Surveillance, menggabungkan sistem pelaporan digital dan pelatihan kader posyandu. Program ini menurunkan angka stunting hingga 5% dalam dua tahun.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor dan transformasi digital adalah kunci utama percepatan penurunan stunting.
Manfaat Pelatihan bagi Pemerintah Daerah
Pelatihan nasional ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan berdampak langsung terhadap kinerja pemerintah daerah.
Manfaat yang Diperoleh:
Meningkatkan koordinasi lintas sektor di daerah.
Mendorong efisiensi perencanaan dan pelaksanaan program.
Meningkatkan kapasitas SDM dalam pemanfaatan sistem digital.
Memastikan pengelolaan anggaran berbasis kinerja dan transparansi.
Memperkuat peran pemerintah daerah dalam mencapai target nasional.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa tujuan utama pelatihan nasional ini?
Untuk memperkuat kapasitas lintas sektor dalam mempercepat penurunan stunting melalui kolaborasi dan penggunaan data berbasis bukti.
2. Siapa saja yang dapat mengikuti pelatihan ini?
Pejabat pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, serta pemangku kepentingan yang terlibat dalam program gizi dan pembangunan manusia.
3. Bagaimana keterkaitan pelatihan ini dengan agenda nasional gizi?
Pelatihan ini mendukung implementasi agenda nasional Bimtek Prioritas Nasional: Revolusi Gizi Cerdas dan Nutrisi Optimal untuk Mengakhiri Stunting di Indonesia.
4. Apa hasil yang diharapkan setelah pelatihan selesai?
Peserta mampu mengembangkan strategi konvergensi lintas sektor, mengoptimalkan data digital, dan memperkuat koordinasi daerah dalam penurunan stunting.
Bersama, Wujudkan Generasi Indonesia Bebas Stunting
Bangun kolaborasi lintas sektor, tingkatkan kapasitas daerah, dan manfaatkan teknologi digital untuk mempercepat penurunan stunting. Saatnya seluruh elemen bangsa bersinergi demi melahirkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Juli 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 10–11 Juli 2025 |
| Kamis–Jumat | 17–18 Juli 2025 |
| Kamis–Jumat | 24–25 Juli 2025 |
| Rabu–Kamis | 30–31 Juli 2025 |
Agustus 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 7–8 Agustus 2025 |
| Kamis–Jumat | 14–15 Agustus 2025 |
| Kamis–Jumat | 20–21 Agustus 2025 |
| Kamis–Jumat | 28–29 Agustus 2025 |
September 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 4–5 September 2025 |
| Kamis–Jumat | 11–12 September 2025 |
| Kamis–Jumat | 18–19 September 2025 |
| Kamis–Jumat | 25–26 September 2025 |
Oktober 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 2–3 Oktober 2025 |
| Kamis–Jumat | 9–10 Oktober 2025 |
| Kamis–Jumat | 16–17 Oktober 2025 |
| Kamis–Jumat | 23–24 Oktober 2025 |
| Kamis–Jumat | 30–31 Oktober 2025 |
November 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 6–7 November 2025 |
| Kamis–Jumat | 13–14 November 2025 |
| Kamis–Jumat | 20–21 November 2025 |
| Kamis–Jumat | 27–28 November 2025 |
Desember 2025
| Hari | Tanggal |
|---|---|
| Kamis–Jumat | 4–5 Desember 2025 |
| Kamis–Jumat | 11–12 Desember 2025 |
| Kamis–Jumat | 18–19 Desember 2025 |
| Kamis–Jumat | 25–26 Desember 2025 |
JAKARTA
Yello Hotel Harmoni Jakarta
Jl. Hayam Wuruk No.6, RT.6/RW.2, Kebon Kelapa, Kec. Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10120
BANDUNG
Zest Sukajadi Bandung by Swiss-Belhotel International
Jl. Sukajadi No.16, Pasteur, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40162
BOGOR
Hotel Grand Savero
Jl. Raya Pajajaran No.27, Babakan, Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat
JOGJA
Hotel Arjuna Yogyakarta
Jl. P. Mangkubumi No.44, Gowongan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55233
MALANG
Gets Hotel Malang
Jl. Brigjend Slamet Riadi No.38, Oro-oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119
SURABAYA
Hotel La Lisa Surabaya
Jl. Raya Nginden No.82, Baratajaya, Kec. Gubeng, Surabaya, Jawa Timur 60284
BALI
The ONE Legian
Jl. Raya Legian No.117, Kuta, Kec. Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361
LOMBOK
Montana Premier Senggigi
Jl. Raya Senggigi No.KM 12, Senggigi, Kec. Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
LABUAN BAJO
Parlezo Hotel
Labuan Bajo, Kec. Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur
JAYAPURA
FOX Hotel Jayapura
Jl. Dr. Soetomo No.16, Gurabesi, Kec. Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua
MAKASSAR
Aston Inn Pantai Losari – Makassar
Jl. Daeng Tompo No.28–36, Maloku, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90112
MANADO
Whiz Prime Hotel Megamas Manado
Kawasan Megamas, Jl. Piere Tendean
BANJARMASIN
Hotel Rattan Inn Banjarmasin
Jl. Ahmad Yani No.KM. 5, RW.7, Pemurus Dalam, Kec. Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70238
(0511) 3267799
SAMARINDA
Yello Hotel Samarinda
Jl. KH. Khalid No.1, Pasar Pagi, Kec. Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75111
0851-7957-7047
BALIKPAPAN
ibis Balikpapan
Jl. Brigjen Ery Suparjan No.2, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76112

